Ada yang menarik akhir-akhir ini, pesan alam itu tersirat seolah menyuruh saya untuk membaca. Mulai dari cerita pertama: Minggu lalu saya sudah ada rencana untuk pergi keluar kota, tetiba lain hal saya tidak bisa pergi dan kebetulan anak dan istri saya akan pergi ke tempat pameran buku Internasional, jadi secara gak langsung saya dihadapkan dengan buku-buku dan banyak sesuatu yang bisa saya baca.
Kedua, ada moment sebelum pulang kerja, saya mendapatakan pertanya secara tiba tiba dari atasan saya yang langsung to the point "Kamu sudah berapa buku yang sudah kamu tamatkan?" Dan berlanjut kepertanyaan "Biasanya berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk menamatkan satu buku?". Pertanyaan monohok itu bukan tanpa alasan, ceritanya atasan saya juga itu nemu satu pertanyaann yang tak kalah lebih monohok dari konten sosmed, katanya konten tersebut dibuat oleh seorang konten kreator yang juga penulis buku. Isi pertanyaannya adalah "Kalo kamu tidak membaca, trus otak kamu digunakan untuk apa?" Booom saya mendengar itu berasa ikut tertampar.
Memang benar, sama halnya dengan menulis, ketika kita membaca otak kita ikut berpikir dan semakin kreatif.
Lanjut fenomena ketiga, ketika saya scroll timeline aplikasi x saya menemukan satu konten yang berjudul "kenapa Palestine terutama Gaza tidak bisa runtuh meski dibombardir setiap hari?" Isi konten itu berupa video seorang aktivis kemanusian unicef yang menjelaskan sisi pandang berbeda. Alih-alih menyebutkan alasan karena mempunyai peralatan canggih dan memang rasanya seluruh dunia tahu senjata yg sering terlihat dipakai kaum mujahidin palestina tidak lebih dari senapan biasa dan kepalan batu. Aktivis itu menyebutkan bahwa anak/penduduk palestina itu pemilik budaya literasi tertinggi di dunia sehingga banyak ilmuan, dokter, professor dan karya yang dihasilkan Palestina (oke, sekian jangan teralu jauh, saya takut ada salah menyampaikan, intinya adalah budaya lieterasi Palestina itu tinggi).
Dari ketiga fenomena diatas ada yang menarik untuk saya bahas disini yaitu: fenomena kedua terkait petanyaan "Kalo kamu tidak membaca, trus otak kamu digunakan untuk apa?".
Sebelum saya membahas kenapa pertanyaan di atas itu memarik, selanjutnya saya akan sebut itu sebagai pertanyaan "fenomena tiga" agar lebih mudah ya guys. Lanjut saya ingin mengajak Anda untuk menyimak cerita di bawah ini:
Sejak dahulu, saya atau sebagian dari kita selalu diajarkan atau secara tidak langsung untuk selalu percaya terhadap budaya atau bentuknya penyataan "Anak yang doyan membaca adalah anak cerdas, calakan dan sebagainya" dan pastinya anak itu selalu dianggap spesial dan dibanggakan. Bahkan stereotip seperti " si kutu buku" ada untuk menggambarkan murid di kelas dengan penampilan rapih lengkap bekecamata, maennya tidak jauh dari perpus, selalu pegang buku itu pasti anak cerdas dan pastinya disukai oleh guru-guru.
Nah Balik lagi, jika saya hubungkan dengan pertanyaan "fenomena tiga" maka budaya di atas sudah tidak relevan lagi untuk kita peracaya bukan? Di mana apa yg dilakukan si kutu buku adalah hal Normal manusia dan memang harusnya (kewajiban) setiap anak bahkan org dewasa itu harus gemar membaca agar otaknya dipakai. Adapun IQ atau kecerdasan seseorang memang bukan hanya di ukur dari kemampuan literasinya melainkan banyak aspek lain di dalamnya.
Jadi, selama ini budaya kita yang selalu memuji dan memandang unik kegiatan membaca adalah salah. Kalo istilah Rocky Gerung itu "Ngapain kita meributkan hal yang sudah final" dan "Ngapain kita memuji kewajiban atau tugas seseorang".
Kalo begitu, tak heran bukan negara tercinta kita Indonesia ini negara dengan IQ penduduk terendah seAsia bahakn pringakat rendah juga di Dunia. Buku adalah gudang Ilmu dan membaca adalah kuncinya.
Tantangan tersulit saat kita membaca adalah bagaimana kita mempertahan fokusnya otak, dan ini merupakan bukan hal alami melainkan dari bagaimana kebiasaan kebiasaan otak menghasilkan hormon endorphin atau hormon kesenangan. Semakin instans kita menerima kesenangan semakin cepat endorphins datang dan semakin pendek juga fokus kita. Jauhilah hal yang membuat otak anda memiliki waktu fokus yang pendek, Cluenya adalah video reels, aplikasi kandang monyet.
Sebenarnya pembahasan ini akan menyambung dengan "Goldfish attention span 9 second" yang akan saya bahas mendatang dengan clue yang saya sebutkan di atas.
Kesimpulannya mungkin tidak perlu ya, karena saya yakin untuk Anda yang membaca tulisan ini sampai akhir berati kemampuan literasinya bagus dan pastinya bisa memiliki kesimpulan yang bahkan bisa mencipatakan tulisan lain yang lebih panjang. Sekian dan Owalah pantes kan...